Dompet Dhuafa Bantu Atasi ODF dan Stunting di Kota Serang
SERANG, jejakbanten.com – Dompet Dhuafa bantu atasi Open Defecation Free (ODF) atau stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan stunting.
General Manager (GM) Divisi Kesehatan Dompet Dhuafa, Yeni Purnama Sari, menyampaikan 29 tahun dompet dhuafa berdiri salah satu kinerja pilar programnya yaitu tentang kesehatan.
“Kami memiliki program layanan kesehatan cuma-cuma (LKC), sudah ada di 12 provinsi di Indonesia salah satunya di Provinsi Banten yang berlokasi di Kota Serang,” ucapnya, kepada wartawan jejakbanten.com, Selasa (18/1/2022).
Lebih lanjut, Ia mengatakan dalam peningkatan kesehatan ibu dan anak, seperti halnya stunting, penyakit yang tidak menular dan lainnya. Menjadi program yang terus dilakukan Dompet Dhuafa.
“Kami selalu ingin bersinergi dengan pemerintah pusat maupun daerah, untuk meningkatkan dan menjaga kesehatan masyarakat,” imbuhnya.
Untuk saat ini, pihaknya masih terus berupaya untuk meningkatkan program dibidang kesehatan.”Kami berharap kedepannya dapat diberikan masukkan dalam pemetaan lokasi untuk menjamin kesehatan. Kami juga berharap semoga Kota Serang menjadi salah satu kota sehat di Indonesia,” ungkapnya.
Sedangkan, Kepala Wilayah Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa Provinsi Banten, Danan Panggih Wisastra membeberkan untuk data Kota Serang jumlah persoalan BABS dari mulai pendamping sampai sudah stop BABS ada di dua kecamatan, Kecamatan Cipocok dan Kecamatan Kasemen.
“Di Kecamatan Kasemen kita fokus di tiga kelurahan mendampingi 325 jiwa atau 66 Kartu Keluarga (KK) dari mereka masih BABS sampai Stop BABS sekarang sudah memiliki jamban sehat keluarga sendiri. Untuk stop kebiasaan tersebut Kami bangun 66 unit jamban. Sedangkan di Kecamatan Cipocok ada 470 jiwa atau 106 KK yang Kami dampingi sampai mereka stop BABS,” bebernya.
Lebih lanjut, Ia mengatakan model pendampingan yang dilakukan pihaknya ada empat tahapan. Pertama, sosialisasi Kedua, pemicuan. Ketiga, Pendampingan terakhir, monitoring efektivitas pembangunan jamban tersebut.
“Kami berikan bantuan stimulan atau subsidi senilai 200 sampai 300 ribu per unit jamban dengan catatan mereka sudah komitmen untuk berubah hidup sehat membangun jamban sehat keluarga,” paparnya.
Sedangkan persoalan Stunting di Kota Serang, Danan mengungkapkan pihaknya melakukan intervensi di dua wilayah. Kecamatan Cipocok Jaya dan Kecamatan Curug di Kelurahan Suka Jaya.
“Untuk di Kecamatan Cipocok Jaya Kami melakukan pendampingan sebanyak 67 bayi dan balita yang mengalami permasalahan gizi ada sembilan jumlahnya, kemudian itulah yang Kami lakukan intervensi secara khusus sampai bayi dan balita itu naik berat badannya. Kemudian untuk di Kecamatan Curug ada 76 bayi dan balita dari jumlah tersebut ada sembilan juga yang memiliki permasalahan gizi metodenya sama,” ujarnya.
Terakhir, Ia menerangkan pendamping tersebut dilakukan selama 28 hari terbagi menjadi dua tahap. 14 hari pertama diberikan suplai nutrisi dan edukasi kepada orang tuanya. Selanjutnya, 14 hari kedua akan diberikan bahan mentah yang dikelola sendiri sesuai pengarahan.
“Itu yang sudah dilakukan. Stunting ini masih multan sifatnya kemungkinan akan muncul kembali, Kami terus pantau dan evaluasi kepada yang sudah mendapat pendampingan,” katanya.
Disisi lain, Kepal DP3AKB Kota Serang, Anthon Gunawan, mengatakan untuk pertumbuhan sendiri Kota Serang masih dikatagorikan masih wajar. Untuk saat ini memang yang terpenting menghindari adanya keluarga stunting.
“Tingkat kelahiran masih dianggap wajar, yang pasti Kita menghindari bagaimana untuk keluarga ini tidak adanya stunting. Makan dari itu untuk mengantisipasi terjadinya stunting Kami juga melakukan pembinaan-pembinaan kepada calon pengantin, ibu hamil dan ibu melahirkan,” tandasnya (fj/yd/jb)