OlahragaUtama

Pandemi Virus Corona, Sepatu Roda Ubah Jadwal Latihan

TANGERANG,jejakbanten.com – Pandemi virus corona atau Covid-19, membuat tim sepatu roda Banten mengubah jadwal latihan bersama atlet. Dari awalnya setiap hari, kini hanya satu kali dalam sepekan.

Hal ini disampaikan Ketua Umum Pengurus Provinsi Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (Pengprov Porserosi) Banten, Ramang Agus.

Kata dia, pengurus tidak bisa memaksa atlet yang tergabung di Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) Pekan Olahraga Nasional (PON) XX untuk berlatih seperti biasanya.

“Sekarang lagi pandemi. Sudah ada larangannya dan atlet diminta untuk menjalani latihan mandiri di rumahnya masing-masing,” papar Agus kepada awak media, kemarin.

Hanya saja, latihan bersama di Sirkuit Tangerang City, Cisauk, tetap digalakkan setiap satu kali dalam sepekan. Itu pun, kegiatan Hafizh Izzuddin Wibisono, Afifah Nurul Syahidah, dan Saskia Rachma Nandita menerapkan protokol kesehatan dalam menanggulangi penyebaran Covid-19.

“Dan latihan hanya dilakukan untuk melihat progres kemampuan atlet dari hasil latihan mandiri yang dilakukan. Kami hanya mau melihat catatan waktu atlet saja per periodik,” jelasnya.

Meski demikian, kata dia, semua program baik yang dilakukan atlet selama latihan mandiri maupun latihan di sirkuit, di bawah pengawasan pelatih Hengky Surya Hendrayana. Sehingga, semua tetap berjalan sesuai program yang diberikan pelatih.

Dikemukakan Agus, ketiga atlet yang berlatih diberikan tujuan yang harus dicapai pada setiap program yang dijalankan. Tujuannya, agar tidak terjadi pengulangan yang nantinya berdampak pada kebosanan dalam latihan.

“Yang kita jaga dari atlet dalam berlatih di masa pandemi virus corona, semangat atlet harus tetap tumbuh meski berlatih sendiri tanpa ada intruksi tatap muka langsung dengan pelatih,” bebernya.

Dari latihan yang dijalani sampai sekarang, pria yang juga pembinan Pengcab Porserosi Kabupaten Tangerang tersebut mengungkap atlet Banten yang akan turun di nomor ITT 300 meter (Hafiz), ITT 200 m (Afifah), dan ITT 100 m (Saskia), mampu mempertahankan rata-rata waktu terbaik mereka. Walau sempat mengalami penurunan catatan waktu, namun ungkap Agus pihaknya masih menilai wajar lantaran atlet berlatih mandiri.

“Pastinya ada penurunan, karena sulit melakukan latihan mandiri secara optimal. Tapi yang jelas, mereka tidak terlalu jauh turunnya dan dari rata-rata catatan waktu yang dibuat semua masih stabil,” tukasnya.(jb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *