VO2 Maks Atlet Softball Banten Terus Meningkat
TANGERANG,jejakbanten.com – Persiapan atlet softball Banten menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Terutama dalam hal daya tahan.
Bahkan, dari tes fisik regular yang dilaksanakan jajaran pelatih softball pekan lalu, ada atlet atas nama Muhamad Rio mencatat hasil yang cukup mencengangkan dengan mampu menembus VO2 maks mencapai 58,3 poin.
Ini melewati apa yang dicapai atlet lainnya, Sarpan, pada saat menjalani tes fisik 28 Februari lalu yang menembus 57,4 poin. Hasil itu membuat rata-rata Vo2 maks atlet softball Banten mengalami peningkatan yang cukup baik.
Dari tes terakhir rata-rata VO2 maks atlet softball Banten mencapai 52,1 poin dan sekarang sudah naik ke 52,5 poin. Apalagi rata-rata tersebut dicapai dengan tambahan dua pemain yang VO2 maksnya mampu menembus di atas 50 poin.
“Sebelumnya rata-rata VO2 maks dihasilkan oleh 15 atlet, sekarang rata-ratanya naik ditambah jumlah atletnya naik jadi 17 atlet yang rata-rata VO2 maksnya di atas 50 poin,” ungkap Syahril Nasution Pelatih Softball Banten.
Dari hasil ini, diungkap Syahril, dirinya dan Steven Pattiwael cukup yakin atlet softball Banten akan memenuhi target VO2 maks yang ditetapkan oleh KONI Banten yakni ada di angka 50 saat pelaksanaan tes fisik yang digelar pada akhir bulan nanti.
Lebih jauh dikemukakan pelatih fisik softball Banten Suhendrik, apa yang dicapai pemain sekarang adalah buah latihan fisik yang diberikan secara reguler kepada Sarpan dkk.
Dari latihan fisik yang dilaksanakan, pemain softball Banten sudah bisa mengatur stamina agar bisa tetap stabil sepanjang latihan.
“Saat ini yang kami lakukan hanya maintanance (menata) agar kemampuan atlet bisa bertahan dengan kondisi yang ada hingga pelaksanaan tes fisik. Kemudian sambil mengintip kemungkinan kemampuan fisik atlet bisa naik mendekati 55 poin,” tuturnya.
Lebih jauh diungkapnya, jika selesai menjalani tahap persiapan umum yang diisi dengan materi latihan fisik, atlet softball Banten akan melakoni tahap persiapan khusus yang materinya lebih variatif.
“Mulai awal April latihan lebih ke sisi teknik dan taktik, meski masih ada latihan fisik tapi volumenya kita kurangi. Kami ingin kemampuan fisik atlet selaras dengan peningkatan fisik dan pengetahuan taktik pertandingan,” pungkasnya.(ar/jb)