Atlet Sepatu Roda Menanti TC Terpusat
SERANG,jejakbanten.com – Kemampuan atlet sepatu roda Banten yang menjalani Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua terus mengalami peningkatan. Hal tersebut terlihat dari catatan waktu yang dihasilkan saat menjalani latihan gabungan dengan atlet Jawa Barat beberapa hari yang lalu.
Dari ajang yang diikuti 162 atlet dari 12 klub se-Banten dan Jawa Barat, yakni Hafizh Izzuddin Widisono, Afifah Nurul Syahidah dan Saskia Rachma Nandita telah menunjukkan perbaikan baik dari sisi catatan waktu maupun semangat dalam bertanding.
Dari catatan waktu, dikemukakan Pelatih Sepatu Roda Banten Bayu Bimantoro, Hafiz menunjukkan lonjakan waktu yang paling signifikan. “Kenaikan Hafiz itu sampai 30 persen, sementara atlet putri masih di angka 20 persen. Perbaikan ini masih dalam trek program peningkatan kemampuan atlet, ke depan saya ingin lesatannya semakin bisa terlihat pesat,” ucapnya.
Oleh karenanya, dalam metode latihan yang dilakukan selanjutnya, peraih medali emas PON XVI tahun 2004 tersebut lebih mengutamakan uji coba dengan atlet dari daerah lain. Direncanakan minimal satu bulan sekali.
Termasuk yang diagendakan pada Mei nanti, di mana atlet Banten akan menghadapi latihan bersama dengan atlet-atlet Sumatera Utara. Beberapa atlet Sumatera Utara ini merupakan saingan Hafiz saat PON nanti.
Dengan melakukan ujicoba atau latihan bersama, kemampuan atlet terus diketahui perkembangannya dan pelatih mendapat bahan evaluasi untuk pembenahan kemampuan atlet. Seperti yang didapat pada latihan bersama dengan atlet Jawa Barat, kemampuan start atlet Banten di nomor jarak jauh masih lemah.
“Mass start (start bersama) masih lemah, atlet masih belum bisa memilih tempat dan posisi yang menguntungkan saat start. Itu menjadi pekerjaan rumah buat saya, karena start sangat penting untuk bisa meraih catatan waktu yang optimal,” ulasnya.
Selanjutnya, untuk mengoptimalkan semua rancangan latihan yang disusun, pihaknya bersama dengan Ketua Pengprov Porserosi Banten Ramang Agus tengah mengupayakan pelaksanaan Training Center (TC) yang mengalami penundaan karena kendala dana.
TC dianggap penting oleh Bayu, karena dirinya membutuhkan kontrol terhadap atlet sepatu roda Banten yang tidak didapat dengan latihan semi sentralisasi.
“Sekarang latihan atlet sih cukup bagus dan fokus, tapi saya tidak bisa menjaga asupan makanan dan istirahat atlet. Saya butuh kontrol itu, karena latihan akan semakin berat dan tidak akan maksimal jika atlet tidak bisa memastikan dua hal tersebut berjalan sesuai program,” pungkasnya.(ar/jb)