DaerahUtama

Pemkab Serang Tagih Janji Pembangunan Empat SD Terdampak Tol Serang-Panimbang

SERANG,jejakbanten.com – Proyek Nasional pembangunan jalan tol Serang-Panimbang seksi I Serang-Rangkasbitung sudah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 16 November lalu. Namun ironisnya, hingga saat ini empat SDN terdampak pembangunan jalan tol tersebut belum ada kejelasan kapan pembangunannya.

Keempat SDN terdampak ini yakni Cilayang Guha, Inpres Cikeusal dan Seba di Kecamatan Cikeusal serta SDN Cipete di Kecamatan Kragilan.

Wakil Bupati (Wabup) Serang, Pandji Tirtayasa menagih janji Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) dan PT Wijaya Karya (Persero) tbk (WIKA), PT Wijaya Karya Serang Panimbang (WSP) selaku pelaksana pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang (Serpan) atas empat SDN itu.

“Kita akan menuntut terus kepada pihak BPJT untuk segera menyelesaikan kewajibannya karena komitmen mereka,” kata Pandji, kemarin.

Awalnya, sebut Pandji, Pemkab Serang menginginkan tidak ada peresmian jalan tol Serang-Panimbang sebelum empat SDN terdampak sampai selesai. “Tapi ternyata ini kebijakan nasional, dengan tidak melihat kepada utang yang belum diselesaikan empat bangunan SDN dan satu balai desa, Pak Jokowi meresmikan jalan tol. Makanya tetap kita akan kejar, baik ke BPJT maupun ke WIKA sebagai pelaksana project,” tegasnya.

Mengingat, sekarang pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas atau PTM sudah dilaksanakan. Makanya pihaknya tidak ingin proses kegiatan belajar mengajar di empat SDN terganggu.

“Ini tidak boleh tertunda (pembangunan empat SDN), kita akan kejar. Kita akan datang ke Jakarta untuk menyelesaikannya. Secepatnya, tidak boleh dikorbankan anak-anak sekolah, saya yakin Pak Jokowi tidak tahu kalau masih ada utang terutama ini anak empat SD yang kasus pemindahan masih terkatung-katung. Saya yakin Pak Jokowi ngga tahu,” tukasnya.

Dia menambahkan, dengan belum dibangunnya empat SDN terdampak pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang permasalahannya yakni tanah. “Ada tanah cocok dianya (pemilik) sudah siap, kitanya ngga cocok lahannya. Kan kita harus sempurna, ini kaitannya dengan anak-anak sekolah. Saya rasa bukan masalah ngulur waktu, masalahnya teknis saja,” pungkasnya.(ar/jb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *