Berlatih dengan Timnas, Lifter Kota Serang Terus Berkembang
SERANG – Jelang pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2020 Papua, kabar baik datang dari cabang olahraga (cabor) angkat besi. Di mana kemampuan lifter andalannya mengalami peningkatan luar biasa dan terus berkembang.
Hal ini disampaikan Pelatih Angkat Besi Banten, M Yasin. Kata dia, lifter yang mengalami kemajuan adalah Rizki Juniansyah asal Kota Serang.
Maklum, Rizki merupakan lifter Banten yang sukses menembus Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) guna persiapan menuju Olimpiade 2020 Tokyo.
“Sejak akhir 2019, dia sudah ada di pelatnas. Tepatnya di daerah Kweni, Senen, Jakarta Pusat. Dampak berlatih bersama pilar timnas, kemampuannya terus membaik. Terutama dari sisi power dan otot,” papar Yasin kepada awak media, Senin (23/3/2020).
Ia meyakini, apa yang didapat sekarang, tak lepas dari peran pelatih strengt condition (sc) yang didatangkan dari Australia.
“Dan memang soal angkatan, saya belum bisa melihat data pastinya punya Rizki. Tapi dari angkatan selama latihan itu mulus-mulus saja dan prosentase angkatan juga bagus di atas 85 persen,” imbuhnya.
Mantan atlet Indonesia ini mengungkapkan, grafik oke tersebut, lantaran rutin memantau latihan anak kandungnya itu di pelatnas. Sehingga secara periodik, tahu apa saja yang sudah dilakukan dan dicapainya.
Sementara soal materi latihan di pelatnas, Yasin sangat yakin materi yang diberikan adalah yang terbaik. Apalagi, program yang sampaikan adalah metode untuk tampil di Olimpiade 2020 Tokyo.
Otomatis, lanjutnya, semua kebutuhan dipenuhi oleh pelatnas agar penampilannya bisa maksimal. Meski sekarang diakuinya keinginan untuk bisa tampil di Olimpiade masih terganjal virus corona karena beberapa kejuaraan yang merupakan kualifikasi Olimpiade dibatalkan, tapi metode latihan yang diberikan sama dengan persiapan menghadapi Olimpiade.
Dirinya mengungkapkan, sampai sekarang pihaknya hanya khawatir soal kejenuhan yang dialami Rizki dan atlet pelatnas lainnya karena rutinitas latihan. Sejak wabah virus corona merebak, pelatnas angkat besi intens menggelar latihan lima hari dalam sepekan dan melakukan sistem lockdown dalam berlatih.
“Tidak ada ujicoba, tidak bisa mengikuti event-event. Kalau berlangsung lama, saya khawatir mental tanding atlet akan terpengaruh. PB PABBSI harus menemukan cara untuk mengatasinya,” pungkasnya. (jb)