OlahragaUtama

Cabor Aeromodeling Terus Genjot Persiapan Menuju PON Papua

SERANG,jejakbanten.com – Cabang Olahraga (Cabor) aeromodeling terus memaksimalkan persiapan mereka menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua.

Empat atlet andalan Achmad Teguh Tamami, Wisnu Dwi Atmojo, Rafif Cipta Naufal, dan Julita Dwi Shanty menjalani latihan rutin tiga kali dalam sepekan untuk meningkatkan kemampuan agar lebih optimal.

Salah satu yang dimaksimalkan dalam latihan yang masih menjalani tahapan persiapan umum adalah soal kemampuan fisik atlet. Kemampuan fisik atlet tengah dibentuk agar bisa tampil optimal dalam pertandingan.

Kemampuan fisik yang prima dikemukakan pelatih aeromodeling Banten, Ahmad Iswadi, dibutuhkan agar atlet bisa tampil konstan sepanjang pertandingan. Di mana atlet aeromodeling membutuhkan stamina agar bisa melepaskan pesawat model mereka pada tujuh ronde pertandingan di setiap babaknya.

“Kami memberikan menu latihan fisik untuk meningkatkan daya tahan atlet dengan latihan fisik berjenjang dan berkala. Keempatnya kami beri latihan beban dan lari dengan durasi 20 menit tanpa berhenti, kami yakin pengulangan latihan fisik tersebut akan meningkatkan stamina secara umum,” ucapnya.

Dengan demikian harapan Iswadi, saat program tahapan persiapan umum selesai dijalani pada Maret nanti, stamina atlet Banten sudah jauh lebih siap.

Selain menjalankan program yang telah disusun memantapkan kemampuan fisik, atlet aeromodeling juga tidak lepas dari hasil tes fisik yang digelar KONI Banten Desember lalu. Dari catatan tes yang diraih atlet aeromodeling belum memenuhi standar yang ditetapkan KONI Banten terutama dalam hal daya tahan yang terekam dalam hasil VO2 maks.

Diungkapkannya, dari keempat atlet itu baru dua atlet yang memenuhi standar VO2 maks KONI Banten untuk cabor aeromodeling yakni diatas angka 40. Dua lainnya VO2 maks-nya masih dibawah angka 40 dan harus mengejar peningkatan yang ada dengan menjalani latihan fisik.

“Kami ingin semua bisa mendekati standar yang ditetapkan KONI Banten buat atlet aeromodeling, sehingga saat persiapan pra kompetisi dan kompetisi atlet tidak terlalu jauh untuk mendekati target VO2 Maks KONI Banten,” tuturnya.

Sementara terkait latihan teknik, disampaikannya, sejauh ini masih tetap dilakukan satu kali dalam sepekan. Latihan teknik lebih difokuskan pada spesialisasi nomor yang diikuti atlet pada PON.

“Sekarang kami dilatih untuk memaksimalkan teknik di nomor spesialisasi kami, misalnya saya main di F3J Soaring Glider, teknik di kategori tersebut yang saya tekuni. Julita main di nomor FH 1 Glider, dia meningkatkan kemampuan teknik di sana,” timpal Achmad Teguh Tamami atlet aeromodeling Banten yang juga Ketua Pordiga Aeromodeling Banten itu.

Hanya saja, kata dia, sampai sekarang pihaknya kesulitan menjalani latihan teknik untuk atlet yang berdomisili di Tangerang. Pasalnya terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ditetapkan di Banten tempat latihan yang biasa dipakai saat ini tak bisa digunakan.

“Padahal lapangan di BSD City, Cisauk itu sangat refresentatif buat latihan teknik karena luas. Sebagai solusinya kami lakukan latihan teknik seminggu sekali secara bersamaan di Lapter TNI AU Gorda, kabupaten Serang,” pungkasnya.(ar/jb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *