DaerahUtama

Harlah Impasi Banten Terus Lestarikan Budaya Bekasi di Tanah Rantau

BEKASI, jejakbanten.com – Organisasi Ikatan Mahasiswa dan Pelajar Bekasi (Impasi) Banten gelar Hari Lahir (Harlah) ke-5, bertempat di Kantor Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PC NU) Kabupaten Bekasi, Minggu (6/6/2021).

Ketua Pelaksana Harlah Impasi Banten, Anisa Sholihah menyampaikan kegiatan harlah ke-5 ini mengusung tema ‘membangun tali silaturahmi dan rasa cinta regenerasi tunas Bekasi terhadap budaya Bekasi’.

Dengan tema yang diusung semoga dapat tercapai makna dan cita-cita yang diinginkan oleh Impasi Banten.

“Kami ingin memaknai harlah ke-5 ini, dengan bagaimana Impasi mampu menjaga budaya tanah asal Bekasi,” ucapnya.

Lebih lanjut Ia menjelaskan, untuk agenda acara kegiatan harlah ke-5 ada beberapa kegiatan diantaranya, pemotongan tumpeng, penampilan budaya pencak silat dan talk show kebudayaan.

“Agenda harlah kami konsep dengan formal dan santai, ada penampilan pencak silat asli Bekasi untuk melestarikan budaya asli tanah lahir,” ujarnya.

Senada juga disampaikan oleh Ketua Umum Impasi Banten, Ahmad Syahrullah mengatakan Harlah ke-5 Impasi Banten harus bisa memaknai tujuan sesungguhnya dari organisasi tercinta yang saat ini usianya sudah lima tahun.

Bagaimana pendahuluan Impasi Banten ingin membentuk organisasi di Provinsi Banten sebagai wadah silaturahmi, tujuan itu sudah tercapai sekarang sudah waktunya bagaimana caranya di Harlah ke-5 Impasi Banten mampu berekspansi melebarkan sayap untuk kemajuan mahasiswa yang merantau di Provinsi Banten.

“Merawat keluarga Impasi Banten sudah kewajiban kita sebagai mahasiswa yang sama-sama merantau di Provinsi Banten, sama pentingnya juga dengan kita tetap melestarikan budaya Bekasi di tanah rantau,” paparnya.

Dengan buktinya pada harlah ke-5 ini, adanya penampilan pencak silat asli Bekasi dari anggota Impasi Banten dan dilanjutkan dengan talk show berbincang soal budaya Bekasi, dengan pembicara Budayawan Bekasi H. Abdul Khoir dan diramaikan juga dengan pemantik dari lintas organisasi daerah seperti Kapemasi Bandung, Himasi Semarang, Permasi Jakarta dan Ikamasi Jogyakarta.

“Kami pergi ke luar daerah untuk mencari ilmu bukan berarti kami lupa dengan asal daerah tempat kami dilahirkan, maka dari itu kami tetap menjaga dan melestarikan budaya Bekasi,” jelasnya.

Tambah juga oleh pembicara Budayawan Bekasi, Abdul Khoir mengatakan ketika anak Bekasi membicarakan budaya Bekasi pasti berbicara soal betawi dan betawi Bekasi amat banyak karakteristiknya sangat beragama.

“Kita harus pahami betawi yang ada di Bekasi ini amat beragam, beda kampung pasti ada perbedaan kosakatanya unik sekali budaya Bekasi,” imbuhnya.

Terakhir ia menjelaskan, mahasiswa Bekasi yang merantau ke daerah-daerah jangan sampai lupa dengan daerah asal, karena yang lebih pantas membicarakan soal Bekasi adalah mahasiswa yang kuliah dirantau.

“Jangan pernah lupa untuk pulang ketika sudah selesai dengan perkuliahan, karena Bekasi perlu dengan orang-orang yang cinta dan ingin membangun Bekasi,” tutupnya. (fjr/yd/jb).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *