DaerahUtama

Pasca Tatap Muka Dibatalkan, Dindikbud Kabupaten serang Pantau Sekolah

SERANG,jejakbanten.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Serang sebelumnya telah memutuskan untuk menggelar kegiatan belajar mengajar secara tatap muka, namun pada 4 Januari kemarin kebijakan itu dibatalkan.

Memastikan keputusan itu dijalankan, Kepala Dindikbud Kabupaten Serang Asep Nugraha Jaya, melakukan pemantauan ke sejumlah sekolah, di antaranya SMPN Anyer 1 dan Anyer 2 serta SDN Cirunten Anyer.

 “Tujuan pemantauan ini yang pertama untuk mengecek apakah ada sekolah yang memaksa tetap melakukan pertemuan tatap muka. Kedua, saya monitoring kondisi sekolah di hari-hari pertama semester genap. Beberapa sekolah yang saya kunjungi salah satunya SMPN 1 Anyer dan Anyer 2 serta SDN Cirunten Anyer,” papar Asep kepada wartawan.

Khusus untuk SMPN 1 Anyer, dia meninjau dengan seksama karena baru selesai dibangun. “Baru beres pemasangan dan pengecoran guna persiapan pembangunan lantai dua,” ucapnya.

Ketika ditanya apakah sekolah di Kabupaten Serang memungkinkan untuk belajar tatap muka, ia tidak bisa menjawab dengan gamblang. “Saya tidak bisa jawab apakah memungkinkan dan tidak memungkinkan. Ketetapannya sekarang tatap muka ditangguhkan. Sudah gitu saja. Yang punya wewenang pusat bukan kita,” terangnya.

Hanya saja, Asep paham banyak peserta didik yang sudah rindu untuk belajar kembali di sekolah. Namun belum bisa dilakukan mengingat pandemi virus corona atau Covid-19 masih terus meningkat.

Meski demikian, dirinya mengungkapkan, kegiatan di sekolah tidak mati total. Acara OSIS masih diperbolehkan selama tidak dilakukan berkerumun. “Agenda OSIS kan tidak melibatkan banyak orang. Namun untuk kegiatan belajar mengajar tetap daring memakai android di rumah masing-masing,” jabarnya.

Ia juga mewanti-wanti kepada para tenaga pengajar untuk tak lost contact dengan murid karena hakekat pendidikan dan pembelajaran harus komunikasi.

“Jadi tolong dicatat jangan sampai ada guru yang terputus komunikasi dengan siswa karena tekanannya kita bukan hanya memberikan materi akademis tapi juga penguatan karakter. Tiga kali peserta didik tidak bisa dikontak, tidak ada balasan, kita kunjungi. Home visit,” pungkasnya.(ar/jb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *