DaerahUtama

Penataan Kawasan Stadion Maulana Yusuf, Pemkot Serang Berencana Bongkar Awning

SERANG, jejakbanten.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Serang berencana untuk membongkar seluruh awning yang berdiri di atas lahan sengketa di kawasan Stadion Maulana Yusuf (MY), akhir Juni 2025.

Kemudian, sepuluh hari ke depan Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Kota Serang akan kembali melayangkan surat teguran ketiga kepada para pedagang yang menempati awning saat ini.

Rencana pembongkaran awning di kawasan Stadion tersebut setelah adanya putusan pengadilan atau inkrah dan mempersilah Pemkot Serang untuk membangun pusat jajanan serba ada (Pujasera) dan mengelolanya secara resmi.

“Sudah inkrah, dan boleh untuk dibangun. Makanya nanti kami bongkar akhir Juni ini dan membangunnya kembali menjadi pujasera,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kadisparpora Kota Serang, Zeka Bachdi, Minggu 15/6/2025.

Sebelumnya, dia mengaku telah melayangkan surat peringatan pertama dan kedua sekaligus memberikan sosialisasi kepada seluruh pedagang khususnya yang saat ini menempati awning di atas lahan sengketa.

“Teguran kedua pun sudah, dan nanti ada surat teguran ketiga. Tapi kami ingin utamakan pedagang yang memang berdagang di awning sekarang,” jelasnya.

Dari surat teguran pertama kedua dikatakan dia tidak ada respon dari para pedagang, dan pihaknya secara tegas menyatakan tetap akan membongkar awning tersebut setelah surat teguran ketiga dilayangkan kembali.

“Intinya tetap akan kami bongkar, walaupun belum ada tindakan balik dari pedagang, sambil menunggu proses lelang. Karena target kami akhir bulan Juni ini sudah harus dibongkar,” paparnya.

Zeka berharap para pedagang melakukan pembongkaran secara mandiri, dan bagi pemilik awning dipersilahkan untuk membawanya kembali, karena barang tersebut bukan milik Pemkot Serang.

“Jadi silahkan bagi pemilik awning untuk mengambil miliknya, dan pedagang diharapkan membongkarnya sendiri,” jelasnya.

Setelah selesai dibongkar, kata dia, lahan tersebut akan dibangun pujasera untuk menempatkan pedagang di satu titik lokasi agar lebih tertata dan terpusat.

“Tidak berantakan. Karena harapan kita, semua terpusat di sana, dan menampung semuanya di satu lokus itu. Jadi terfokus di satu titik saja,” imbuhnya. (rk/yd/jb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *