DaerahUtama

Kadinkes Kota Serang Beri Penjelasan Terkait Data Stunting di Taktakan

SERANG, jejakbanten.com – Camat Taktakan Kota Serang, Mamat Rahmat mengungkapkan jumlah stunting di wilayahnya tidak sesuai dengan pernyataan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Ahmad Hasanudin yang mencapai 374 kasus.

Sebab, berdasarkan pendataan serta pencatatan 2 Puskesmas Kecamatan Taktkan, secara keseluruhan hanya terdapat 94 kasus stunting di wilayahnya yang terdiri dari 13 kelurahan.

Beberapa waktu lalu, Kadinkes Kota Serang Ahmad Hasanudin menyebutkan, jika jumlah kasus stunting di Kecamatan Taktakan merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan kecamatan lainnya.

Namun, Camat Taktakan Mamat Rahmat membantah pernyataan tersebut dan menyebutkan hanya 94 kasus stunting di wilayahnya, seperti Puskesmas Pancur yang menangani lima kelurahan jumlahnya 62 kasus.

Kemudian, di Puskesmas Taktakan yang menangani delapan kelurahan hanya terdapat 32 kasus stunting.

“Jadi kalau dijumlahkan semuanya ada 94 anak yang stunting, berdasarkan bulan Maret 2025. Itu yang tercatat di dua puskesmas tersebut,” katanya.

Untuk di Puskesmas Pancur, yang menangani lima kelurahan yakni Kuranji ada 13 kasus stunting, Sepang 10, Kalang Anyar 11, Sayar 16, dan Kelurahan Pancur 11 jumlahnya 62.

“Kemudian Puskesmas Taktakan, di Kelurahan Cibendung 3, Cilowong 9, Drangong 7, Lialang 3, Panggung Jati 3, Taktakan 3, Taman Baru 3, dan Umbul Tengah 1 kasus stunting,” jelasnya.

Menurutnya, perbedaan data antara Kadinkes Kota Serang dengan pencatatan di dua Puskesmas Kecamatan Taktakan, kemungkinan data yang dihimpun Dinkes termasuk data keluarga berisiko atau berpotensi stunting.

“Kalau acuan kita itu dari dua puskesmas, dan datanya saya yang pegang sesuai dengan by name by addres,” ujarnya.

Pihaknya juga memaklumi hal tersebut, sebab perbedaan data antara kecamatan dengan dinas seringkali terjadi dan tidak sinkron.

Namun, pihaknya tetap mengacu pada data yang dimiliki oleh dua puskesmas kecamatan tersebut, karena penanganannya langsung dilakukan di wilayahnya.

“Tapi yang paling pasti, kami tetap berpatokan pada data yang ada di puskesmas dan sudah terjadi kasus stunting. Intinya, perbedaan data itu memang sering terjadi,” tegasnya.

Sementara itu, Kadinkes Kota Serang Ahmad Hasanudin mengaku akan melakukan sinkronisasi data antara miliknya dengan Kecamatan Taktakan.

“Nanti kita sinkronkan datanya, dimana letak perbedaannya. Karena saya juga punya data by name, by address,” tuturnya.

Dia menjelaskan, adanya perbedaan data merupakan hal yang biasa terjadi, terutama dalam kasus stunting di daerah.

“Perbedaan data itu memang sering terjadi, makanya nanti kita sama-sama sinkronkan. Yang jelas, perbedaan data ini bisa saja terjadi, karena kapan diambil waktunya, kan waktunya berjalan,” katanya. (rk/yd/jb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *